Minggu, 08 Mei 2011

Bersembunyi Dibalik Identitas

Pagi ini seperti biasanya selalu ada kegiatan. Namun kali ini berbeda, kami harus melakukan suatu hal yang belum pernah kulakukan dan tidak terpikrkan bagaimana nantinya. Tak disangka, kesiangan. Salah satu kebiasaa n yang sulit dihilangkan. Berangkat dengan tergesa-gesa hingga lupa segalanya. Ditengah jalan ingat kebutuhan kresek yang harus dibawa. Mampirlah pada sebuah toko dan membelinya. Memang pada malamnya aku bimbang, ikut sebentar namun segera cabut karena ada acara lainnya yang menunggu disertai dengan keperluan pribadi.

Sampai ditempat briefing. Sepi. Hah, ternyata sama saja. Hehe.. 1 jam kemudian barulah briefing dimulai. Absen, bagi kelompok, bagi barang, cari helm. Mencarikan helm (Insya Allah berniat baik, namun disertai perasaan agak bingung). Beresss, Oke ayo berangkat!! haha..
Astaghfirullah, STNK ketinggalan,, hehe.. Maaf ya, ambil STNK dulu.. Sekalian kreseknya, kayak e tadi kurang. Oke meluncur ke lokasi.

Siipp, sampai lokasi, bagi kreseknya. Siipp beres. Sekarang bagi barang bawaannya. Teman-teman sedang asyik ngobrol, oke bergerak mendekat. "RW saya kemarin memenangkan kontes cinta lingkungan hidup dek". Wisshh, hebat pak. Dimana itu, boleh kami berkunjung? "Lho ya  monggo dek, kebetulan besok akan ada acara follow up". Wah, terima kasih pak. Kami lanjutkan pekerjaan kami dulu ya pak.

Lanjuuutt,, eh ada orang ngrokok, berani ngasih gak? ya nggak, ya nggak (seperti biasa bimbang). Tapi gak tau dapat kekuatan dari mana, dengan gaya seperti biasa agak cuek. Permisi mas kami dari 'ttiiiiiiittt' mengingat kemarin hari bumi, ini kami bagikan sesuatu semoga bisa bermanfaat (Padahal di sesuatu itu tertulis, JANGAN MEROKOK), semoga terbaca dan bisa insyaf, amin. "Trus mau apa? Bayar gak". O ndak kok mas, ambil saja, mungkin bisa digunakan, semoga bisa bermanfaat (Padahal dalam hati,"buat apa orang kayak gini diberi beginian, pasti gak dibaca dan dibuang, tapi demi menuruti keinginan teman, ya sudahlah, yang penting berusaha memberi contoh yang baik" Insya Allah sudah berniat baik).

Oke lanjutt., saatnya aksi kedua. Berangkaattt!!
X: "Permisi mas"
Y: "Ya, ada apa mbak?"
X: "Mas tau tempat untuk PKL ndak?"
Y: "Waduh, bisaya kan sekolahnya sendiri menyediakan rekomendasi dek."
X: "Iya mas, tapi ini kami jurusan baru, jadi belum ada, kami disuruh cari sendiri"
Y: "emm, dimana ya?? coba tanya ke kampus 'tiiiiitt' dek, siapa tahu nanti diberi informasi, atau mungkin dicarikan informasi oleh mahasiswanya, atau mungkin malah diterima PKL disitu" (agak ragu kebenarannya tapi apa salahnya mencari informasi dan mencobanya, Insya Allah berniat baik)
X: "O gitu ya mas, makasih ya mas" (Penuh harap)
Y: "Iya dek sama-sama" (Semoga sesuai dengan apa yang kuharapkan, semoga saja amin)
5 menit kemudian,, Astaghfirullah, lupa memberi tahu sekarang minggu, pasti disana sepi. Ya Allah, mohon maaf, aq lupa. Semoga tidak berangkat sekarang. Semoga harapanku tepat.

Ya sudahlah, hanya bisa mendoakan. Sekarang lanjutkan aksi. Oke muter-muter. Hmm ternyata, semua orang sama saja, sampah tetap saja berserakan. Jadi inget kata teman pada waktu siangnya "Padahal jarak anatar tempat sampah paling 5 meteran, tapi tetap saja sampah berserakan". Haha,, ya begitulah keadaannya kawan. Lha wong anak sekolahan dan anak kuliahan yang notabene berpendidikan saja melakukan hal yang sama, apalagi orang banyak ditempat seperti itu. Hehe,, sudah kenyang dengan hal begituan.

Fuuhh, sudah capek, istirahat yok. Oke aksi selesai,, absen. Kurang satu orang. Ya wis ayo menuju tempat semula, siapa tahu disana. Dalam perjalanan
A,B,C dst : hewes hewes hewes..
Y: "Ada apa se?"
A: "Itu lho, lihat"
Y: "Apa mas?"
A: "Itu lho, anak kecil"
Y: "Astaghfirullah, anak segitu sudah merokok"
A: "Hayo, berani negur gak?"
Y: "Waduuuhhh" (Seperti biasa, ragu walaupun untuk berbuat kebaikan, masih berpikir 2 kali, apakah ada komplotannya, terutama bos preman mereka, kalau ada bisa-bisa tamat aku, siapa yang mau bantu. Tidak sadar bahwa itu ditempat umum yang banyak orang, Astaghfirullah, dimana keberanianku) "Ayo mas, sama sampean"
A: "Lho itu kan tugas sampean"
Y: "Waduuuhh, ini ndak termasuk tugas hari ini mas" (Menghindar dengan alasan tidak jelas, Astaghfirullah, dimana keberanianku, hanya berani berkata-kata namun tak berani berbuat)
D: "Aku berani kok"
Y: (Hmm, benarkah aku mendengarnya)
E & F: "Oke, aku juga berani"
Y: (Hmm benarkah, aku belum yakin)

Sontak ku menoleh kebelakang. Wow, mereka benar-benar melakukannya. Aku malu akan diriku. Aku semakin berjalan menjauh. Aku menunjukkan wajah tak berdosa. Menunjukkan wajah cuekku. Akhirnya kembali merenung tenatang pikiran rencana tadi malam. Sepanjang jalan juga merenung seperti biasa, anadai waktu bisa diputar ulang. Juga berusaha melarikan diri mengahadi dunia.  (Tapi Alhamdulillah, Engkau memberiku kekuatan untuk mengahadapinya).

Namun, Astaghfirullah, inikah aku? Yang berapi-api ingin memberikan contoh dan teladan, tapi melakukan hal yang bisa dilakukan ketiga temanku saja tidak mampu. Mungkin bagi mereka itu hal kecil, tapi bagiku, itu lebih hebat dari yang mereka bayangkan. Kapan aku bisa mengalahkan diriku sendiri? Kapan aku mendapatkan keberanianku dan Motivasiku untuk mengiringi niat baikku? Bahkan aku tidak pantas menyandang identitas ini. Inikah aku, bersembunyi dibalik identitas ini. Sampai kapan aku seperti ini. Hanya karena tidak punya keberanian, hilang sudah semua motivasiku. Astaghfirullah, smoga esok lebih baik. Mohon petunjuk-Mu Ya Allah. Semoga semua keputusanku setelah ini adalah pilihan yang tepat. Amin.

Mungkin bagi siapapun yaang melihat post ini, bisakah anda menunjukkan letak kesalahanku di kejadian diatas?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar